Dalam era globalisasi maritim, keselamatan pelayaran menjadi salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan oleh semua negara, khususnya negara kepulauan. Indonesia, sebagai negara dengan ribuan pulau, menjadi salah satu aktor kunci dalam menjaga keselamatan dan etika maritim. Kehadiran Indonesia dalam Sidang Dewan International Maritime Organization (IMO) ke-134 yang berlangsung di London baru-baru ini menegaskan kembali komitmen tersebut.
Pada sidang ini, Indonesia tidak hanya mendorong agenda keselamatan pelayaran, tetapi juga berusaha meraih dukungan untuk masa keanggotaan Dewan IMO kategori “C” di periode mendatang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi aktif Indonesia dalam menentukan arah kebijakan maritim global.
Peran Aktif Indonesia dalam Keselamatan Pelayaran
Kehadiran delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Duta Besar RI untuk Inggris, Desra Percaya, menandakan bahwa Indonesia memprioritaskan keselamatan di laut. Dalam sidang ini, Lollan Panjaitan, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, memberikan penjelasan mengenai tanggap darurat terhadap insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Kecelakaan ini terjadi saat kapal tersebut berlayar dari Jawa Timur ke Bali. Penanganan cepat ini menunjukkan betapa seriusnya Indonesia dalam mengatasi isu-isu keselamatan pelayaran.
Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa angka kecelakaan di laut Indonesia masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Koordinasi antara berbagai lembaga, seperti Basarnas dan TNI Angkatan Laut, telah dioptimalkan untuk menjamin keamanan pelayaran. Melalui kerjasama antarinstansi, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa keselamatan di laut bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi merupakan komitmen bersama.
Membangun Kesadaran akan Kesetaraan Gender dalam Sektor Maritim
Indonesia juga aktif mengangkat isu kesetaraan gender dalam sektor maritim. Pada sidang tersebut, Indonesia memberikan apresiasi terhadap revisi Strategi Kesetaraan Gender oleh Sekretariat IMO. Kesetaraan gender merupakan hal krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil, terutama dalam industri yang didominasi oleh laki-laki seperti maritim.
Dengan mendukung kebijakan ini, Indonesia menunjukkan komitmen untuk mempromosikan kesempatan yang setara bagi semua gender dalam sektor maritim. Hal ini juga sejalan dengan upaya global untuk menciptakan ruang kerja yang lebih beragam dan inklusif. Indonesia percaya bahwa dengan melibatkan lebih banyak perempuan dalam sektor ini, kita dapat meningkatkan inovasi dan efisiensi dalam berbagai aspek maritim.
Pada akhirnya, kehadiran Indonesia dalam Sidang Dewan IMO ke-134 bukan hanya sebuah formalitas belaka, tetapi mencerminkan keinginan yang kuat untuk berkontribusi aktif dalam menyusun kebijakan maritim global yang lebih aman dan inklusif. Dengan mengedepankan isu keselamatan pelayaran dan kesetaraan gender, Indonesia menunjukkan posisinya yang strategis dalam konteks maritim dunia di masa depan.
Melalui langkah-langkah yang diambil, Indonesia tidak hanya bersaing di arena internasional, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan reputasi dan citranya sebagai negara maritim yang bertanggung jawab. Dukungan untuk keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan maritim adalah hal yang tidak bisa diabaikan dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi sektor ini.