Post Views: 540
Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, tren gaya hidup sehat semakin memengaruhi pilihan minuman banyak orang. Tidak hanya kopi yang menjadi favorit, tetapi juga minuman berbasis teh seperti matcha mulai mencuri perhatian. Warna hijaunya yang khas, rasa lembut yang unik, serta reputasinya sebagai minuman sehat membuat matcha hadir dalam berbagai bentuk mulai dari latte, dessert, hingga minuman segar kekinian.
Namun, di balik popularitasnya, masih banyak yang bertanya: apakah matcha mengandung kafein seperti kopi atau teh biasa? Jawabannya adalah ya. Matcha dibuat dari daun teh hijau yang digiling halus menjadi bubuk, sehingga seluruh bagian daun ikut dikonsumsi. Hal ini menjadikan kadar kafein matcha lebih tinggi dibanding teh hijau seduh biasa.
Kandungan Kafein Dalam Matcha
Rata-rata, dalam satu cangkir ukuran 240 ml, matcha mengandung sekitar 60–70 mg kafein. Jumlah ini memang lebih rendah dibanding kopi (90–120 mg per cangkir), tetapi lebih tinggi dari teh hijau biasa (30–40 mg). Meski demikian, efek kafein pada matcha berbeda dengan kopi. Matcha kaya akan L-theanine, asam amino yang membantu memberikan rasa tenang sekaligus menjaga fokus. Kombinasi kafein dan L-theanine ini menghasilkan energi yang lebih stabil, tanpa rasa jantung berdebar atau “crash” setelahnya.
Hal ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi banyak orang yang memilih matcha sebagai alternatif. Penelitian menunjukkan bahwa L-theanine tidak hanya membantu mengurangi kecemasan tetapi juga meningkatkan konsentrasi. Jadi, bagi mereka yang mencari cara untuk tetap fokus tanpa efek samping yang terlalu kuat dari kafein, matcha adalah pilihan yang bijak. Beberapa pakar kesehatan bahkan menyarankan untuk mengonsumsi matcha sebagai bagian dari diet seimbang karena manfaat kesehatannya yang beragam.
Manfaat Kesehatan Dari Matcha
Meski lebih ramah dibanding kopi, konsumsi matcha tetap perlu bijak, terutama bagi orang yang sensitif terhadap kafein. Ibu hamil, menyusui, atau penderita gangguan tidur sebaiknya membatasi asupan matcha agar tidak menimbulkan efek samping. Batas konsumsi aman umumnya sekitar 1–2 cangkir per hari, tergantung toleransi masing-masing tubuh. Selain mengandung kafein, matcha juga dikenal kaya akan antioksidan katekin, yang berperan dalam melawan radikal bebas, menjaga kesehatan jantung, dan mendukung metabolisme tubuh.
Inilah alasan mengapa matcha kerap disebut sebagai minuman sehat yang bisa menjadi alternatif kopi bagi mereka yang ingin tetap berenergi tanpa efek samping berlebihan. Berdasarkan studi, matcha tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kadar energi, tetapi juga dapat membantu memperbaiki mood. Fun fact, matcha bahkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam program penurunan berat badan, karena meningkatkan pembakaran kalori saat istirahat.
Dengan populasinya yang terus meningkat, trend matcha ini diperkirakan akan terus berkembang. Semakin banyak cafe dan restoran yang menawarkan varian menu berbasis matcha, mulai dari makanan hingga minuman. Trend ini juga dibarengi dengan edukasi tentang manfaat matcha yang lebih baik kepada publik, serta cara-cara yang tepat untuk menikmati minuman ini. Jadi, jika Anda belum mencoba matcha, mungkin sudah saatnya untuk merasakannya sendiri dan manfaatnya bagi kesehatan.