Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang luar biasa, tetapi sayangnya masih belum memaksimalkan sumber daya ini secara optimal. Meskipun merupakan negara dengan cadangan terbesar di dunia, pemanfaatan yang telah dilakukan baru sebesar 12% dari total potensi yang ada. Ini menjadi tantangan besar bagi pengembangan sektor energi nasional.
Dalam konteks ini, Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia mengungkapkan bahwa pengembangan energi panas bumi memerlukan langkah-langkah terobosan yang serius. Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade dalam hal ini, jelas bahwa sudah saatnya untuk merangkul inovasi dan teknologi baru untuk mempercepat proses ini.
Optimalisasi Energi Panas Bumi untuk Industri Hijau
Energi panas bumi dapat menjadi tulang punggung bagi industrialisasi hijau di Indonesia. Melalui pendekatan model bisnis yang progresif dan berbasis teknologi, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan. Misalnya, pengelolaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir akan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat lokal serta industri.
Melihat data terkini, Indonesia memiliki cadangan energi panas bumi sekitar 24 gigawatt (GW). Dengan pengembangan yang tepat, tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang bisa terjadi, tetapi juga keberlanjutan energi. Melihat target pemerintah untuk kapasitas terpasang hingga 3,6 GW pada 2029, Asosiasi Panas Bumi Indonesia bahkan menargetkan untuk melewati angka tersebut hingga 3,8 GW. Ini menunjukkan adanya keyakinan untuk melakukan lompatan besar di sektor ini.
Tantangan dan Solusi dalam Pengembangan Energi Panas Bumi
Meskipun ada peluang besar, pengembangan energi panas bumi di Indonesia tidak tanpa tantangan. Ada berbagai faktor seperti tingginya risiko eksplorasi dan capital expenditure (capex) yang besar yang menjadi hambatan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pendekatan staged development yang dapat mereduksi risiko awal dan mempercepat waktu pelaksanaan proyek.
Dalam konteks ini, solusi melalui pemanfaatan teknologi mutakhir juga perlu dioptimalkan. Penggunaan modular power plant dan electrical submersible pump bisa menjadi opsi yang tepat untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan pendekatan yang tepat, investasi di sektor ini bisa menjadi lebih menarik bagi para calon investor.
Inisiatif untuk mengembangkan skema insentif fiskal oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga menunjukkan keseriusan dalam memperkuat industri ini. Dengan tarif yang lebih kompetitif, diharapkan banyak investor yang mau berpartisipasi dalam pengembangan energi panas bumi.
Seiring dengan itu, penting juga untuk meningkatkan infrastruktur transmisi listrik jarak jauh atau supergrid. Jika supergrid terwujud, potensi energi panas bumi akan lebih terakses dan menjadi penggerak utama ketahanan energi di Indonesia. Akan tetapi, hal ini tentunya memerlukan dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Keberhasilan dalam pengembangan energi panas bumi juga sangat bergantung pada partisipasi masyarakat lokal. Energi panas bumi tidak hanya tentang aspek teknis dan ekonomi, tetapi juga dampaknya terhadap masyarakat sekitar, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan. Kesadaran akan manfaat positif ini perlu terus didorong agar masyarakat merasa dilibatkan.
Secara keseluruhan, pengembangan energi panas bumi membutuhkan kerja sama yang erat antar berbagai pemangku kepentingan, baik pengembang, investor, regulator, hingga masyarakat. Sinergi yang kuat akan menjadi kunci untuk menjadikan energi panas bumi sebagai pilar utama dalam transisi energi dan penggerak ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Forum seperti IIGW 2025 menjadi platform yang tepat untuk berbagi ilmu dan membahas gagasan serta teknologi terbaru di sektor energi. Di sinilah kesempatan untuk memperkuat kolaborasi dan menemukan solusi bersama yang menunjang akselerasi energi bersih di Indonesia.
