Kebumen kembali mencatat sejarah penting dengan diadakannya Geotourism Festival & International Conference (Geofest) 2025, sebuah perhelatan internasional yang menyatukan berbagai disiplin ilmu, pariwisata, budaya, dan upaya konservasi lingkungan. Acara ini digelar untuk memberikan wawasan baru tentang pentingnya menjaga keindahan alam sambil mendorong ekonomi lokal.
Acara yang berlangsung pada 9 hingga 12 Juli ini dibuka secara resmi di Pendopo Kabumian dengan pemukulan gong oleh Sekda Jawa Tengah, Sumarno. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kebumen, Lilis Nuryani, serta sejumlah tamu dari dalam dan luar negeri. Dengan tema, “Membangun kesadaran akan dunia yang lebih berkelanjutan,” Geofest diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan geowisata di Indonesia.
Geofest 2025: Momen Penting untuk Kebumen
Geofest 2025 bukan hanya sekadar festival, tetapi sebuah platform yang unik untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang pengelolaan lingkungan dan pariwisata. Melalui kehadiran para pembicara dari berbagai negara seperti Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand, acara ini memberikan wawasan mendalam tentang praktek terbaik dalam mengintegrasikan pariwisata dan konservasi. Workshop, konferensi, dan expo menampilkan berbagai inovasi dan ide cemerlang dari berbagai ahli di bidang ini.
Salah satu sorotan utama dari Geofest adalah pelatihan mengenai geowisata yang diselenggarakan di Hotel Trio Azana. Kegiatan ini tidak hanya mempertemukan para ahli geopark dan pelaku industri, tetapi juga akademisi dan komunitas lokal. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan dapat muncul strategi-strategi baru yang lebih berkelanjutan dalam pengembangan geowisata. Ini adalah sebuah langkah positif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan sambil tetap mendapatkan manfaat ekonomi dari sektor pariwisata.
Peran Konservasi dalam Mendorong Pariwisata Berkelanjutan
Dalam diskusi yang berlangsung di Geofest, muncul banyak pendapat dan saran tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara perkembangan pariwisata dan perlindungan lingkungan. Salah satu poin yang menjadi perhatian adalah bahwa kerusakan lingkungan sangat sulit untuk dibalikkan. Ketika kita berbicara tentang lingkungan, kita tidak hanya berbicara mengenai kekayaan alam, tetapi juga masa depan generasi mendatang.
Penutupan Geofest 2025 diwarnai dengan pertunjukan seni daerah yang meriah, menampilkan budaya lokal yang kaya dan beragam. Hal ini menjadi pengingat bahwa pariwisata tidak hanya tentang keuntungan ekonomi, tetapi juga tentang merayakan dan melestarikan budaya. Selain itu, diumumkan tempat penyelenggaraan Geofest berikutnya, yang meliputi Raja Ampat, Kaldera Toba, dan Lombok. Ini menunjukkan bahwa upaya pelestarian dan promosi pariwisata berbasis konservasi akan terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia.
Secara keseluruhan, Geofest 2025 menjadi tonggak penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya menjaga alam sambil mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebumen memberikan pesan kuat bahwa dunia perlu mengenal potensi pariwisatanya, dengan tetap berkomitmen pada pelestarian lingkungan. Kini saatnya kita semua turut serta dalam upaya menjaga bumi untuk generasi mendatang, melalui pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis pendidikan.
