Post Views: 243
Surabaya – Pupuk bukan sekadar elemen penting untuk keberhasilan di sektor pertanian, tetapi juga penopang vital bagi produktivitas pembudidaya ikan dalam menjaga kelangsungan tambak dan kolam mereka. Namun, tantangan harga pupuk yang tinggi dan ketersediaan yang terbatas masih menjadi masalah yang dihadapi, khususnya oleh pembudidaya skala kecil.
Menjawab masalah ini, pihak berwenang terus memperkuat dukungan terhadap pembudidaya ikan melalui penyediaan pupuk bersubsidi. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah dengan mengadakan konsultasi publik untuk menyusun aturan teknis mengenai tata kelola pupuk bersubsidi dalam sektor perikanan, yang baru-baru ini diadakan di Surabaya, Jawa Timur.
Dukungan Pupuk Bersubsidi untuk Pembudidaya Ikan
Acara ini melibatkan berbagai perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, serta dinas kelautan dan perikanan provinsi setempat. Banyak pihak menyadari bahwa pupuk bersubsidi tidak hanya penting dalam sektor pertanian, tetapi juga harus diarahkan kepada pembudidaya ikan kecil.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, yang sering disapa Tebe, menggarisbawahi pentingnya akses pupuk bersubsidi bagi pembudidaya ikan melalui Peraturan Presiden terbaru yang menjamin alokasi yang lebih adil. Ini menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperhatikan dan mendukung pembudidaya yang berjuang di lapangan.
Tata Kelola Pupuk yang Efektif dan Berkelanjutan
Dalam konsultasi publik ini, para pemangku kepentingan merumuskan rancangan untuk Peraturan Menteri terkait tata kelola pupuk bersubsidi sektor perikanan. Fokus utama dari strategi ini adalah meningkatkan efektivitas distribusi pupuk untuk mendukung ketahanan pangan nasional dengan prinsip 7T: tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu, mutu, dan penerima.
Selain itu, penerima pupuk bersubsidi harus memenuhi sejumlah syarat administratif, seperti memiliki izin dan terdaftar di portal data kelautan dan perikanan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar efektif dan tepat sasaran untuk mereka yang membutuhkan.
Pentingnya pupuk dalam meningkatkan produktivitas ikan juga ditekankan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Pembudidaya tradisional, yang mendominasi lahan tambak di Provinsi tersebut, sangat bergantung pada keberadaan pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan plankton, yang merupakan sumber daya penting bagi ikan.
Ketersediaan pupuk yang mahal dan terbatas menjadi tantangan yang harus dihadapi, namun upaya pemerintah menunjukkan adanya jalan untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan komoditas unggulan seperti rumput laut dan udang, penting bagi setiap elemen dalam sistem agar bekerja sama demi keberlanjutan sektor perikanan.
Dengan mengedepankan budidaya sebagai masa depan sektor perikanan, strategi dan tata kelola yang berkelanjutan harus dijadikan prioritas. Ini tidak hanya menghimpun produktivitas, tetapi juga mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat yang lebih luas.
Melalui konsultasi publik dan tata kelola yang terencana, diharapkan sektor perikanan dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah ini, potensi besar dari pembudidaya ikan kecil juga dapat dimaksimalkan demi meningkatkan keberhasilan sektor perikanan secara keseluruhan.