Post Views: 414
Jakarta – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan industri nasional, salah satu langkah konkret yang diambil adalah melalui pengembangan komoditas strategis. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah meluncurkan inisiatif pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang berlokasi di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Pembangunan ini melibatkan kerjasama lintas sektor, yang melibatkan berbagai instansi pemerintah serta partisipasi masyarakat setempat. Dukungan dari Kanwil BPN NTT, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Dinas PUPR, PLN, dan Kejaksaan tinggi sangat penting untuk memastikan peningkatan produksi dan kemandirian garam nasional.
Pentingnya Kerjasama Lintas Sektor dalam Pembangunan K-SIGN
Kerjasama antar berbagai pihak sangat krusial dalam keberhasilan proyek ini. Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, menekankan bahwa dukungan dari semua elemen, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, sangat diperlukan. Kerjasama ini tidak hanya sekedar formalitas, tetapi merupakan elemen penting dalam mencapai target produksi dan kualitas garam nasional.
Kolaborasi ini juga menandakan bahwa garam tidak hanya dipandang sebagai komoditas ekonomi, tetapi merupakan bagian dari ekosistem pangan yang lebih luas. Meningkatkan produksi garam akan berkontribusi pada ketersediaan pangan nasional secara keseluruhan. Dengan adanya program kolaboratif ini, diharapkan semua elemen dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menciptakan ketahanan pangan dan meningkatkan kemandirian sebuah daerah.
Tahapan Pembangunan dan Proyeksi Masa Depan
Kawasan K-SIGN ditargetkan akan dituntaskan dalam tiga tahap yang direncanakan hingga tahun 2027. Total area yang akan dipenuhi adalah sekitar 13.000 hektare, dibagi menjadi sepuluh zona produksi. Zona pertama, yang mencakup 1.192 hektare, akan menjadi titik awal dalam pengembangan kawasan ini. Pembangunan ini mencakup fasilitas produksi, pabrik pengolahan, serta dermaga untuk distribusi.
Proyek ini bukan hanya berfokus pada peningkatan kuantitas produksi, tetapi juga diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri pendukung yang lebih beragam, seperti garam konsumsi, produk olahan pangan, dan industri kimia. Dalam jangka panjang, K-SIGN diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah serta meningkatkan pemasukan negara.
Inisiatif ini juga mendapat dukungan positif dari pemerintah daerah. Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, menegaskan komitmen daerahnya untuk menjadi lumbung garam nasional. Daerah ini memiliki potensi lahan dan iklim yang sangat mendukung untuk meningkatkan produksi garam. Melalui proyek ini, diharapkan dapat tercipta lapangan kerja baru bagi masyarakat, mulai dari petambak hingga pengelola pasca panen.
Selain itu, KKP telah menyusun skema kelembagaan dan model kemitraan bisnis dengan berbagai pihak, termasuk BUMD dan koperasi lokal, untuk memastikan keberlanjutan usaha. Langkah ini sejalan dengan visi di bidang kelautan yang berkelanjutan dan adil, yang digagas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Inisiatif ini mencerminkan komitmen untuk tidak hanya menyediakan garam sebagai sumber daya, tetapi juga Berkontribusi pada pembangunan masyarakat setempat dan memperkuat ketahanan pangan secara nasional.