Post Views: 268
Jakarta – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) secara resmi menutup jalur pendakian dari Pelawangan 4 Sembalun menuju puncak Gunung Rinjani. Keputusan ini diambil setelah terjadi insiden yang melibatkan seorang pendaki wanita berkewarganegaraan Brasil, JDSP (27), yang saat ini masih dalam proses evakuasi.
Penutupan jalur ini berlaku sejak 24 Juni 2025 dan akan diperpanjang sampai seluruh proses penyelamatan dinyatakan selesai. Kebijakan ini tentunya bertujuan untuk memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat dalam pendakian dan evakuasi.
Penutupan Jalur Pendakian
Menurut Kepala Balai TNGR, Yarman Wasur, penutupan jalur tidak hanya untuk kepentingan evakuasi, tetapi juga menjaga keselamatan para pendaki lainnya. “Aktivitas pendakian dari Pelawangan 4 jalur wisata pendakian Sembalun menuju puncak Gunung Rinjani ditutup sementara mulai 24 Juni 2025. Proses penyelamatan menjadi prioritas utama dalam situasi ini,” jelasnya.
Yarman juga menekankan pentingnya keamanan dan keselamatan dalam setiap kegiatan pendakian. Ia berharap agar para pendaki yang masih berada di jalur lain untuk tetap berhati-hati dan mematuhi seluruh aturan yang ada. Pendakian memang kegiatan yang menarik, tetapi keselamatan adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Aktivitas Pendakian yang Masih Diperbolehkan
Meskipun jalur menuju puncak Gunung Rinjani ditutup untuk sementara waktu, aktivitas pendakian hingga Pelawangan 4 tetap diperbolehkan. Ini memberikan kesempatan bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan alam tanpa mendekati area yang berisiko. Yarman mendorong para pengunjung untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap langkah.
“Pengunjung masih dapat melakukan aktivitas pendakian di seluruh jalur wisata pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani sampai dengan lokasi Pelawangan 4 Sembalun,” tambahnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penutupan di satu jalur, masih ada banyak pilihan lain yang dapat dinikmati pengunjung.
Sementara itu, Menteri Kehutanan juga memberikan pernyataan terkait situasi ini. Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Kepala Basarnas dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk memastikan proses evakuasi berjalan lancar.
“Kami sudah melakukan berbagai langkah untuk mendukung usaha penyelamatan. Pagi ini, pihak terkait telah berkoordinasi untuk menangani situasi ini dengan baik,” kata Menteri Kehutanan. Tindakan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani insiden dan melindungi keselamatan para pendaki serta tim evakuasi.
Untuk mendukung proses penyelamatan, sejumlah helikopter telah disiapkan guna mempercepat evakuasi, terutama bagi mereka yang berada di jalur terjal dan sulit dijangkau. Pemerintah, melalui upaya bersama ini, menunjukkan tanggung jawab yang tinggi terhadap keselamatan warga.
“Kami serius dalam menangani kasus ini. Kami telah menyiapkan tim, alat, dan koordinasi yang diperlukan untuk memberikan bantuan secepatnya,” ujar Menteri Kehutanan dengan penuh komitmen.
Melihat pentingnya situasi ini, perhatian dari masyarakat luas juga semakin meningkat. Proses evakuasi ini berlangsung dengan pengawalan ketat dari berbagai pihak untuk memastikan keselamatan korban dan tim penyelamat yang terlibat.
Dengan demikian, penutupan jalur pendakian sementara ini bukan hanya langkah preventif, tetapi juga upaya untuk menegaskan betapa pentingnya keselamatan dalam kegiatan luar ruangan, terutama saat pendakian yang penuh tantangan seperti di Gunung Rinjani. Mari kita jaga keselamatan selama beraktivitas di alam, agar pengalaman yang kita dapatkan bisa selamanya terukir dalam kenangan yang indah dan aman.