Post Views: 280
Jakarta — Upaya pengendalian banjir di Jakarta terus dilakukan. Salah satunya adalah pengerukan endapan lumpur di aliran Sungai Ciliwung yang melintasi sejumlah kawasan padat di Jakarta Pusat. Pengerukan ini memiliki tujuan penting untuk meningkatkan kapasitas sungai sehingga mampu menampung debit air saat musim hujan dan dapat mengurangi risiko banjir yang kerap melanda permukiman warga.
Faktanya, Jakarta adalah salah satu kota dengan masalah banjir yang cukup serius. Dengan posisi geografis yang rendah dan curah hujan yang tinggi, setiap tahun kota ini berjuang melawan banjir. Pengerukan di Sungai Ciliwung merupakan langkah krusial untuk menjaga agar air tetap mengalir lancar dan untuk menghindari dampak destruktif dari banjir.
Pengerukan Sebagai Solusi
Pengerukan endapan lumpur menjadi salah satu solusi konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat telah fokus pada enam titik sepanjang Sungai Ciliwung. Kepala Seksi Pemeliharaan Drainase Sudin SDA Jakarta Pusat, Citrin Indriati, menjelaskan bahwa pengerukan dilakukan di lokasi strategis di mana endapan lumpur cukup tebal dan dalam.
Dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Citrin menjelaskan beberapa lokasi pengerukan, di antaranya segmen Pasar Baru mulai dari Jalan Juanda hingga JPO Pasar Baru yang dilanjutkan hingga Air Mancur sepanjang 500 meter. Pengerukan ini dirancang agar aliran sungai dapat lebih optimal dalam menampung air saat hujan deras.
Strategi Pengerukan yang Efisien
Pengerukan juga dilakukan di area lain seperti Jembatan Merah hingga Jalan Pangeran Jayakarta sepanjang 350 meter serta kawasan Manggarai hingga Kanal Banjir Barat sepanjang 800 meter. Selain itu, ada juga pengerukan di Jalan Tenaga Listrik menuju Jalan KS Tubun di Tanah Abang dan di kawasan Lampu Merah Harmoni hingga Jalan Veteran sepanjang 450 meter.
Dengan kedalaman endapan lumpur yang diangkat mencapai dua hingga tiga meter, belasan alat berat dan dump truck dikerahkan untuk mempercepat proses pengerukan. Sebagian besar kegiatan pengerukan dilakukan pada malam hari, dengan tujuan untuk meminimalkan gangguan lalu lintas di siang hari. Citrin menambahkan bahwa pengangkutan endapan lumpur juga dilakukan pada malam hari untuk memastikan keberlangsungan lalu lintas berjalan dengan baik.
Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pengendalian banjir, diharapkan bahwa setelah pengerukan ini, daya tampung Sungai Ciliwung dapat meningkat. Hal ini tentu sangat penting agar sungai dapat menyalurkan air hujan dari saluran permukiman dan saluran penghubung secara optimal. Dalam jangka panjang, langkah ini diharapkan dapat mengurangi frekuensi dan intensitas banjir yang biasa terjadi di Jakarta.
Masyarakat juga berperan penting dalam menjaga saluran air agar tetap bersih, dengan tidak membuang sampah sembarangan. Ini merupakan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat yang diharapkan dapat mewujudkan Jakarta yang bebas dari banjir.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta akan terus menghadapi hujan lebat selama musim penghujan. Oleh karena itu, memperkuat sistem drainase dan pengerukan sungai menjadi semakin penting untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir.
