PT PLN Nusantara Power (PLN NP) telah meluncurkan sebuah inovasi menarik dengan memperkenalkan penggunaan bio Compressed Natural Gas (BioCNG) pada Gas Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan yang terletak di Sumatera Utara. Inovasi ini tidak hanya menjadi langkah pertama di Indonesia, tetapi juga berperan besar dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Penggunaan BioCNG yang memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif ini menjadi titik penting dalam perjalanan energi terbarukan. Faktanya, penggunaan limbah sebagai sumber energi menunjukkan potensi besar dalam mengurangi emisi karbon dan menciptakan ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan.
Manfaat BioCNG untuk Energi Terbarukan
Penerapan BioCNG di pembangkit listrik tidak hanya sekadar inovasi teknologi, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, mengapresiasi langkah ini sebagai salah satu upaya membangun energi baru terbarukan yang dapat meningkatkan bauran EBT di Sumatera Utara. Sebagaimana laporan, bauran energi terbarukan pada semester I mencapai 14,5% dan dengan pengenalan BioCNG, angka tersebut diproyeksikan akan meningkat.
Penerapan teknologi BioCNG juga berpotensi memungkinkan PLN untuk mengolah limbah kelapa sawit menjadi energi bersih yang berkualitas. Dengan begitu, dampaknya tidak hanya terhadap efisiensi energi, tetapi juga pada kualitas udara yang lebih baik dan emisi karbon yang lebih rendah. Inovasi ini adalah langkah nyata dalam mempercepat proses dekarbonisasi yang sedang menjadi fokus di seluruh dunia.
Strategi untuk Masa Depan Energi Berkelanjutan
Dengan berfokus pada integrasi BioCNG sebagai alternatif, PLN NP menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan efisiensi energi jangka panjang. Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menjelaskan bahwa potensi listrik yang bisa dihasilkan dari BioCNG cukup besar. Dalam hitungan mereka, penerapan BioCNG dapat menghasilkan capaian cofiring biomassa hingga 854 ribu MWh pada tahun 2024, dengan angka yang diproyeksikan naik seiring dengan penggunaan lebih lanjut dari BioCNG.
BioCNG adalah hasil dari pengolahan limbah cair kelapa sawit, yang mengandung metana tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagian kebutuhan gas alam pada pembangkit listrik. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan energi fosil dan memperkuat ketahanan energi nasional, yang merupakan hal penting di tengah tantangan global saat ini.
Secara keseluruhan, peluncuran BioCNG oleh PLN NP menandai langkah signifikan menuju pencapaian energi yang lebih hijau dan bersih. Dengan berinvestasi dalam teknologi yang ramah lingkungan, PLN NP bukan hanya menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, tetapi juga turut berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.
